Clonazepam, Obat Penurun Frekuensi Kejang-Kejang
Penderita epilepsi bisa jadi akrab dengan obat yang satuini. Namanya adalah clonazepam. Clonazepam obat penurun frekuensi kejang-kejang ini merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan frekuensi kejang-kejang pada penderita epilepsi. Obat tersebut bisa dipakai baik dengan ataupun tanpa kombinasi obat-obatan lain. Obat yang tergolong anti-konvulsan ini bisa dikonsumsi anak-anak dan dewasa. Cara kerja clonazepam adalah dengan menstabilkan aktivitas saraf dalam otak sehingga risiko kejang bisa turun.
Penggunaan clonazepam yang berbentuk tablet ini harus sesuai dengan resep dokter. Perempuan yang sedang merencanakan kehamilan, sedang menyusui, atau sedang mengandung di haruskan untuk konsultasi kesehatan dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi clonazepam. Obat ini bisa memberikan pengaruh pada perkembangan bayi dalam kandungan dan setelah lahir.
Sebaiknya tidak mengonsumsi minuman keras selama clobazepam dikonsumsi. Karena bisa menyebabkan kantuk, terutama pada konsumsi pertama, hindari mengemudi maupun mengoperasikan alat berat usai mengonsumsi clonazepam. Dilarang berhenti mengonsumsi clonazepam dengan tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter karena bisa menyebabkan gejala putus obat.
Hati-hati dalam mengonsumsi obat ini terutama untuk orang lanjut usia, gangguan hati, gangguan ginjal, gangguan paru-paru atau pernafasan, myasthenia gravis, porfiria, sindrom apnea tidur, depresi, dan orang yang pernah mengalami ketergantungan obat-obat terlarang dan minuman keras. Selama mengonsumsi clonazepam, ada kemungkinan seseorang memiliki keinginan untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri. Jika merasakan dorongan tersebut, segera hubungi dokter.
Dosis clonazepam pada setiap pasien berbeda-beda. Dosis akan ditentukan berdasarkan tingkat keparahan penyakit, kondisi yang ditangani, respon tubuh pasien terhadap obat, dan kesehatan pasien. Untuk pasien anak-anak, berat badan juga harus dipertimbangkan dalam penentuan dosis. Dosis clonazepam di awal yang dianjurkan untuk pasien dewasa adalah 1 miligram per hari.Kemudian dapat ditingkatkan dengan bertahap sampai 4-8 miligram per hari. Revisi tersebut dilakukan berdasarkan respon tubuh pasien. Sedangkan dosis maksimalnya adalah 20 miligram per hari.
Clonazepam baik dikonsumsi sebelum ataupun setelah makan. Jangan lupa memeriksakan kesehatan dengan rutin selama mengonsumsi clonazepam. Hal tersebut dilakukan untuk membantu dokter dalam memantau perkembangan kondisi dan reaksi tubuh terhadap obat. Karena berisiko menyebabkan gejala putus obat, tidak dianjurkan untuk menghentikan konsumsi ini secara tiba-tiba tanpa pengawasan dokter.
Beri jarak cukup antar dosis. Usahakan mengonsumsi clonazepam di jam yang sama setiap hari agar efeknya maksimal. Kenali efek samping dalam mengonsumsi clonazepam sepertisulitkonsentrasi, mengantuk, pusing, mudahlupa, gangguankoordinasitubuh, volume air liurmeningkatterutamapadaanak-anak, dan merasa bingung. Jika merasakan efek samping berkepanjangan atau semakin parah, segera hubungi dokter.
By Hanif Maulana - Obat Kimia Kamis, 15 September 2016 14:47:18
